Kehidupan manusia merupakan perjalanan
panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal
dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzakh, sampai pada alam akhirat
yang berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi manusia, surga atau
neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan setiap fase dari perjalanan
panjang manusia itu.
Al-Qur’an diturunkan Allah swt. kepada
Nabi Muhammad saw. berfungsi untuk memberikan pedoman bagi umat manusia tentang
perjalanan (rihlah) tersebut. Suatu rihlah panjang yang akan dilalui oleh
setiap manusia, tanpa kecuali. Manusia yang diciptakan Allah swt. dari tidak
ada menjadi ada akan terus mengalami proses panjang sesuai rencana yang telah
ditetapkan Allah swt.
Saat ini ada dua teori yang
menyesatkan orang banyak. Al-Qur’an dengan tegas membantah teori itu. Pertama,
teori yang mengatakan manusia ada dengan sendirinya. Dibantah Al-Qur’an dengan
hujjah yang kuat, bahwa manusia ada karena diciptakan oleh Allah swt. Kedua,
teori yang mengatakan manusia ada dari proses evolusi panjang, yang bermula
dari sebangsa kera kemudian berubah menjadi manusia. Teori ini pun dibantah
dengan sangat pasti bahwa manusia pertama adalah Adam as. Kemudian
selanjutkannya anak cucu Adam as. diciptakan Allah swt. dari jenis manusia itu
sendiri yang berasal dari percampuran antara sperma lelaki dengan sel telur
wanita, maka lahirlah manusia.
Rasulullah saw. semakin mengokohkan
tentang kisah rihlatul insan. Disebutkan dalam beberapa haditsnya. “Jadilah
kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang musafir” (HR Bukhari).
Dalam hadits lain: ”Untuk apa dunia itu bagiku? Aku di dunia tidak lebih dari
seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan
meninggalkannya” (HR At-Tirmidzi).
Alam
Arwah
Manusia merupakan makhluk terakhir
yang diciptakan Allah swt. setelah sebelumnya Allah telah menciptakan makhluk
lain seperti malaikat, jin, bumi, langit dan seisinya. Allah menciptakan
manusia dengan dipersiapkan untuk menjadi makhluk yang paling sempurna. Karena,
manusia diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi dan
memakmurkannya.
Persiapan pertama, Allah mengambil
perjanjian dan kesaksian dari calon manusia, yaitu ruh-ruh manusia yang berada
di alam arwah. Allah mengambil sumpah kepada mereka sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar
di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf: 172).
Dengan kesaksian dan perjanjian ini
maka seluruh manusia lahir ke dunia sudah memiliki nilai, yaitu nilai fitrah
beriman kepada Allah dan agama yang lurus. Maka hadapkanlah wajahmu dengan
lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Ar-Ruum: 30).
Rasulullah saw. bersabda: “Setiap anak dilahirkan secara fitrah. Maka kedua
orang tuannya yang menjadikan Yahudi atau Nashrani atau Majusi.” (HR Bukhari)
Alam
Rahim
Rihlah pertama yang akan dilalui
manusia adalah kehidupan di alam rahim: 40 hari berupa nutfah, 40 hari berupa
‘alaqah (gumpalan darah), dan 40 hari berupa mudghah (gumpalan daging),
kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin yang sempurna. Setelah kurang lebih
sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke dunia.
Allah swt. berfirman: “Hai manusia,
jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah)
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Al-Hajj: 5)
Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya
40 hari nutfah, kemudian ‘alaqoh selama hari yang sama, kemudian mudghoh selama
hari yang sama. Kemudian diutus baginya malaikat untuk meniupkan ruh dan
ditetapkan 4 kalimat; ketetapan rizki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagia.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Seluruh manusia di dunia apapun kondisi
sosialnya diingatkan tentang awal kejadiannya yang berasal dari benda yang
hina, yaitu sperma lelaki dan sel telur wanita. Manusia sebelumnya belum
dikenal, belum memiliki kemuliaan dan kehormatan. Lalu apakah manusia akan
bangga, congkak, dan sombong dengan kondisi sosial yang dialami sekarang jika
mengetahui asal muasal mereka?
Setelah mencapai 6 bulan sampai 9
bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup normal sudah lengkap, seperti
indra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia dalam keadaan telanjang.
Belum bisa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.
Alam
Dunia
Di dunia perjalanan manusia melalui
proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya minum air susu ibu lalu tubuh
menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan
diakhiri dengan meninggal. Proses ini tidak berjalan sama antara satu orang
dengan yang lainnya. Kematian akan datang kapan saja menjemput manusia dan
tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih bayi, sebagian lagi saat
masa anak-anak, sebagian yang lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian
lainnya ketika sudah tua bahkan pikun.
Di dunia inilah manusia bersama dengan
jin mendapat taklif (tugas) dari Allah, yaitu ibadah. Dan dalam menjalani
taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat dimensi; dimensi tempat, yaitu
bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu umur sebagai sebuah
kesempatan atau target waktu beribadah; dimensi potensi diri sebagai modal
dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang menjadi landasan
amal.
Allah Ta’ala telah melengkapi manusia
dengan perangkat pedoman hidup agar dalam menjalani hidupnya di muka bumi tidak
tersesat. Allah telah mengutus rasulNya, menurunkan wahyu Al-Qur’an dan hadits
sebagai penjelas, agar manusia dapat mengaplikasikan pedoman itu secara jelas
tanpa keraguan. Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar terhadap pedoman
hidup tersebut. Banyak manusia lebih memperturutkan hawa nafsunya ketimbang
menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.
Maka, orang yang bijak adalah orang
yang senantiasa mengukur keterbatasan-keterbatasan dirinya untuk sebuah
produktifitas yang tinggi dan hasil yang membahagiakan. Orang-orang yang
beriman adalah orang-orang yang senantiasa sadar bahwa detik-detik hidupnya
adalah karya dan amal shalih. Kehidupannya di dunia sangat terbatas sehingga
tidak menyia-nyiakannya untuk hal-hal yang sepele, remeh apalagi perbuatan yang
dibenci (makruh) dan haram.
Dunia dengan segala kesenangannya
merupakan tempat ujian bagi manusia. Apakah yang dimakan, dipakai, dan
dinikmati sesuai dengan aturan Allah swt. atau menyimpang dari ajaran-Nya?
Apakah segala fasilitas yang diperoleh manusia dimanfaatkan sesuai perintah
Allah atau tidak? Dunia merupakan medan ujian bagi manusia, bukan medan untuk
pemuas kesenangan sesaat. Rasulullah saw. memberikan contoh bagaimana hidup di
dunia. Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa Rasulullah saw. tidur diatas tikar,
ketika bangun ada bekasnya. Maka kami bertanya: “Wahai Rasulullah saw.,
bagaimana kalau kami sediakan untukmu kasur.” Rasululah saw. bersabda: “Untuk
apa (kesenangan) dunia itu? Hidup saya di dunia seperti seorang pengendara yang
berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.” (HR At-Tirmidzi)
Perjalanan hidup manusia di dunia akan
berakhir dengan kematian. Semuanya akan mati, apakah itu pahlawan ataukah
selebriti, orang beriman atau kafir, pemimpin atau rakyat, kaya atau miskin,
tua atau muda, lelaki atau perempuan. Mereka akan meninggalkan segala sesuatu
yang telah dikumpulkannya. Semua yang dikumpulkan oleh manusia tidak akan
berguna, kecuali amal shalihnya berupa sedekah yang mengalir, ilmu yang
bermanfaat, dan anak yang shalih. Kematian adalah penghancur kelezatan dan
gemerlapnya kehidupan dunia. Kematian bukanlah akhir kesudahan manusia, bukan
pula tempat istirahat yang panjang. Tetapi, kematian adalah akhir dari
kehidupannya di dunia dengan segala yang telah dipersembahkannya dari amal
perbuatan untuk kemudian melakukan rihlah atau perjalanan hidup berikutnya.
Bagi orang beriman, kematian merupakan
salah satu fase dalam kehidupan yang panjang. Batas akhir dari kehidupan dunia
yang pendek, sementara, melelahkan, dan menyusahkan untuk menuju akhirat yang
panjang, kekal, menyenangkan, dan membahagiakan. Di surga penuh dengan kenikmatan
yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan belum terlintas
oleh pikiran manusia. Sementara bagi orang kafir, berupaya menghindar dari
kematian dan ingin hidup di dunia 1.000 tahun lagi. Tetapi, sikap itu adalah
sia-sia. Utopia belaka. Karena, kematian pasti datang menjumpainya. Suka atau
tidak suka.
Alam Barzakh
Para salaf bersepakat tentang
kebenaran adzab Dan nikmat yang Ada di alam kubur (barzakh) . Nikmat tersebut
merupakan nikmat yang hakiki, begitu pula adzabnya, bukan sekedar bayangan atau
perasaan sebagaimana diklaim oleh kebanyakan ahli bid’ah. Pertanyaan (fitnah)
kubur itu berlaku terhadap ruh Dan jasad manusia baik orang mukmin maupun
kafir. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan Rasulullah SAW selalu berlindung kepada
Allah SWT dari siksa kubur. Rasulullah SAW menyebutkan sebagian dari pelaku
maksiat yang akan mendapatkan adzab kubur, diantaranya mereka yang
A. Suka mengadu domba
B. Suka berbuat ghulul
C. Berbuat kebohongan
D. Membaca Al Qur’an tetapi tidak
melaksanakan apa yang diperintahkan Dan yang dilarang dalam Al’Qur’an
E. Melakukan zina
F. Memakan riba
G. Belum membayar hutang setelah mati
(orang yang berhutang akan tertahan tidak masuk surga karena hutangnya)
H. Tidak bersuci setelah buang air
kecil, shg masih bernajis
Adapun yang dapat menyelamatkan
seseorang dari siksa kubur adalah Shalat wajib, shaum, zakat, Dan perbuatan
baik berupa kejujuran, menyambung
Silaturahim, segala perbuatan yang
ma’ruf Dan berbuat baik kepada manusia , juga berlindung kepada Allah SWT dari
adzab kubur.
Peniupan Sangkakala
Sangkakala adalah terompet yang ditiup
oleh malaikat Israfil yang menunggu kapan diperintahkan Allah SWT. Tiupan yang
pertama akan mengejutkan manusia Dan membinasakan mereka dengan kehendak Allah
SWT, spt dijelaskan pada Al Qur’an :
“Dan ditiuplah sangkakala maka matilah
semua yang di langit Dan di bumi, kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah SWT”(
QS. Az Zumar :68 ).
Tiupan ini akan mengguncang seluruh
alam dengan guncangan yang keras Dan hebat sehingga merusak seluruh susunan
alam yang sempurna ini. Ia akan membuat gunung menjadi rata, bintang
bertabrakan, matahari akan digulung, lalu hilanglah cahaya seluruh benda-benda
di alam semesta. Setelah I TU keadaan alam semesta kembali seperti awal
penciptaannya.
Allah SWT menggambarkan kedahsyatan
saat kehancuran tersebut sebagaimana firman-Nya : ” Hai manusia, bertakwalah
kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan Hari kiamat itu adalah suatu kejadian
yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada Hari (ketika) kamu melihat
kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang
disusuinya Dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, Dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi
adzab Allah itu sangat keras” (QS.Al Hajj:1-2).
Sedangkan pada tiupan sangkakala yang
kedua adalah tiupan untuk membangkitkan seluruh manusia ; “Dan tiupan
sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya
(menuju) kepada Rabb mereka.(QS. Yaa Siin : 51).
Rasulullah SAW bersabda, “Kemudian
ditiuplah sangkakala, dimana tidak seorangpun tersisa kecuali semuanya akan
dibinasakan. Lalu Allah SWT menurunkan hujan seperti embun atau bayang-bayang,
lalu tumbuhlah jasad manusia.Kemudian sangkakala yang kedua ditiup kembali, Dan
manusia pun bermunculan (bangkit) Dan berdiri”.(HR. Muslim).
Hari Berbangkit
“Pada Hari ketika mereka dibangkitkan
Allah semuanya, lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka
kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) perbuatan itu, padahal mereka telah
melupakannya. Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu”. (QS. Al Mujadilah :
6).
Padang Mahsyar
“(Yaitu) pada Hari (ketika ) bumi
diganti dengan bumi yang lain Dan (demikian pula) langit Dan mereka semuanya di
padang Mahsyar berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa”.(QS. Ibrahim:48).
Hasr adalah pengumpulan seluruh mahluk
pada Hari kiamat untuk dihisap Dan diambil keputusannaya. Lamanya di Padang
Mahsyar adalah satu Hari yang berbanding 50.000 tahun di dunia. Allah
berfirman:
“Malaikat-malaikat Dan Jibril naik
(menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun.(QS. Al
Maarij:4).
Karena amat lamanya Hari itu, manusia
merasa hidup mereka di dunia ini hanya seperti satu jam saja.
Dan (ingatlah) akan Hari (yang di
waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di Hari itu) seakan-akan
mereka tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di siang Hari.
(QS.Yunus:45).
“Dan pada Hari terjadinya kiamat,
bersumpahlah orang-orang yang berdosa, bahwa mereka tidak berdiam (dalam kubur)
melainkan sesaat saja” (QS. ArRuum:55).
Adapun orang yang beriman merasakan
lama pada Hari itu seperti waktu antara dhuhur Dan ashar saja. Subhanallah.
Keadaan orang kafir saat itu
sebagaimana firman-Nya.”Orang kafir ingin seandainya IA dapat menebus dirinya
dari adzab Hari itu dengan anak-anaknya, dengan istri serta saudaranya, Dan
kaum familinya yang melindunginya ketika di dunia, Dan orang-orang di atas bumi
seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat
menyelamatkannya”.(QS.AlMa’arij:11-14).
Syafa’at
Syafaat ini khusus hanya untuk umat
Muslim, dengan syarat tidak berbuat syirik besar yang menyebabkan kepada
kekafiran. Adapun bagi orang musyrik, kafir Dan munafik, maka tidak Ada syafaat
bagi mereka.
Syafaat ini diberikan Rasulullah SAW
kepada umat Muslim (dengan izin dari Allah SWT).
Hisab
Pada tahap (fase) ini, Allah SWT
menunjukkan amal-amal yang mereka perbuat dan ucapan yang mereka lontarkan,
serta segala yang terjadi dalam kehidupan dunia baik berupa keimanan,
keistiqomahan atau kekafiran.
Setiap manusia berlutut di atas lutut
mereka. “Dan kamu lihat tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan
amalnya . Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al Jatsiah:28).
Umat yang pertama kali dihisab adalah
umat Muhammad SAW, kita umat yang terakhir tapi yang pertama dihisab. Yang
pertama kali dihisab dari hak-hak Allah pada seorang hamba adalah Shalatnya,
sedang yang pertama kali diadili diantara manusia adalah urusan darah.
Allah SWT mengatakan kepada orang
kafir : “Dan kamu tidak melakukan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi
atasmu diwaktu kamu melakukannya”.(QS. Yunus:61). Seluruh anggota badan juga
akan menjadi saksi.
Allah bertanya kepada hamba-Nya
tentang apa yang telah ia kerjakan di dunia : “Maka demi Rabbmu, kami pasti
akan menanyai mereka semua tentang apa yang akan mereke kerjakan dahulu”.(Al
Hijr:92-93).
Seorang hamba akan ditanya tentang hal
: umurnya, masa mudanya, hartanya dan amalnya dan akan ditanya tentang nikmat
yang ia nikmati.
Pembagian catatan amal
Pada detik-detik terakhir hari
perhitungan , setiap hamba akan diberi kitab (amal) nya yang mencakup
lembaran-lembaran yang lengkap tentang amalan yang telah ia kerjakan di dunia.
Al Kitab di sini merupakan
lembaran-lembaran yang berisi catatan amal yang ditulis oleh malaikat yang
ditugaskan oleh Allah SWT. Manusia yang baik amalnya selama di dunia, akan
menerima catatan amal dari sebelah kanan. Sedangkan manusia yang jelek amalnya
akan menerima catatan amal dari belakang dan sebelah kiri, spt pada firman
Allah berikut ini: “Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,
maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan ia akan kembali
kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang
diberikan kitabnya dari belakang, maka ia akan berteriak : “celakalah aku”, dan
ia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”,(QS. Al Insyiqaq:8-12)
.
“Adapun orang yang diberikan kepadanya
kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata:”wahai alangkah baiknya kiranya
tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab
terhadap diriku.Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala
sesuatu.Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.Telah hilang
kekuasaanku dariku” (Allah berfirman): “Peganglah dia lalu belenggulah
tangannya ke lehernya”, kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang
menyala-nyala”.(QS. Al Haqqah:25 31).
Mizan
Mizan adalah apa yang Allah letakkan
pada hari kiamat untuk menimbang amalan hamba-hamba-Nya. Allah berfirman : “Dan
kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah seorang
dirugikan walau sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti
Kami mendatangkan (pahala)nya.Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat
perhitungan”.(QS. Al Anbiya:47)
Setelah tahapan Mizan ini, bagi yang
kafir, dan mereka yang melakukan perbuatan syirik akan masuk neraka.
Sedangkan umat muslim lainnya, akan
melalui tahap selanjutnya yaitu Telaga
Telaga
Umat Muhammad SAW akan mendatangi air
pada telaga tsb. Barang siapa minum dari telaga tsb maka ia tidak akan haus
selamanya. Setiap Nabi mempunyai telaga masing-masing. Telaga Rasulullah SAW
lebih besar, lebih agung dan lebih luas dari yang lain, sebagaimana sabdanya : Sesungguhnya
setiap Nabi mempunyai telaga dan sesungguhnya mereka berlomba untuk mendapatkan
lebih banyak pengikutnya di antara mereka dan sesungguhnya Nabi Muhammad
mngharapkan agar menjadikan pengikutnya yang lebih banyak (HR. Bukhari Muslim).
Setelah Telaga, umat muslim akan ke tahap selanjutnya yaitu tahap Ujian
Keimanan Seseorang. Perlu dicatat bahwa orang kafir dan orang yang berbuat
syirik sudah masuk neraka (setelah tahap Mizan, seperti dijelaskan di atas).
Ujian Keimanan Seseorang
Selama di dunia, orang munafik
terlihat seperti orang beriman karena mereka menampakkan keislamannya. Pada
fase inilah kepalsuan iman mereka akan diketahui, diantaranya cahaya mereka
redup. Mereka tidak mampu bersujud sebagaimana sujudnya orang mukmin. Saat
digiring, orang-orang munafik ini merengek-rengek agar orang-orang mukmin
menunggu dan menuntun jalannya.Karena saat itu benar-benar gelap dan tidak ada
petunjuk kecuali cahaya yang ada pada tubuh mereka.
Allah SWT berfirman,”Pada hari ketika
orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang
beriman:”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari
cahayamu”.Dikatakan (kepada mereka):”Kembalilah kamu ke belakang dan carilah
sendiri cahaya (untukmu)”.Lalu diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai
pintu.Di sebelah dalamnya ada rahmat da di sebelah luarnya dari situ ada
siksa.(QS.Al hadid:13).
Setelah ini umat muslim yang lolos
sampai tahap Ujian Keimanan Seseorang ini, akan melalui Shirat.
Shirat
Shirath adalah jmbatan yang
dibentangkan di atas neraka jahannam, untuk diseberangi orang-orang mukmin
menuju Jannah (Surga).
Beberapa Hadits tentang Shirat
Sesungguhnya rasulullah SAW pernah
ditanya tentang Shirath, maka beliau berkata : Tempat menggelincirkan, di
atasnya ada besi penyambar dan pengait dan tumbuhan berduri yang besar, ia
mempunyai duri yang membahayakan seperti yang ada di Najd yang disebut pohon
Sud’an.(HR. Muslim)
“Telah sampai kepadaku bahwasanya
shirath itu lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang”. (HR. Muslim)
“Ada yang melewati shirath laksana
kejapan mata dan ada yang seperti kilat, ada yang seperti tiupan angina, ada
yang terbang seperti burung dan ada yang menyerupai orang yang mengendarai
kuda, ada yang selamat seratus persen, ada yang lecet-lecet dan ada juga yang
ditenggelamkan di neraka jahannam”. (HR. Bukhari Muslim)
Yang paling pertama menyebarangi
shirath adalah Nabi Muhammad SAW dan para pemimpin umat beliau.Beliau bersabda
: “Aku dan umatku yang paling pertama yang diperbolehkan melewati shirath dan
ketika itu tidak ada seorangpun yang bicara, kecuali Rasul Dan Rasul berdo’a ya
Allah selamatkanlah, selamatkanlah.(HRBukhari).
Bagi umat muslim yang berhasil melalui
shirath tersebut, akan ke tahap selanjutnya jembatan
Jembatan
Jembatan disini, bukan shirath yang
letaknya di atas neraka jahannam. Jembatan ini dibentangkan setelah orang
mukmin berhasil melewati shirath yang berada di atas neraka jahannam.
Rasulullah SAW bersabda : “Seorang
mukmin akan dibebaskan dari api neraka, lalu mereka diberhentikan di atas
jembatan antara Jannah(surga) dan neraka, mereka akan saling diqhisash antara
satu sama lainnya atas kezhaliman mereka di dunia.Setelah mereka bersih dan
terbebas dari segalanya, barulah mereka diizinkan masuk Jannah. Demi Dzat yang
jiwa Muhammad ditangan-Nya, seorang diantara kalian lebih mengenal tempat
tinggalnya di jannah daripada tempat tinggalnya di dunia”.(HR. Bukhari).
Setelah melewati jembatan ini barulah
orang mukmin masuk Surga.
Surga
dan Neraka
Pada fase yang terakhir dari rihlah
manusia di hari akhir adalah sebagian mereka masuk surga dan sebagian masuk
neraka. Surga tempat orang-orang bertakwa dan neraka tempat orang-orang kafir.
Kedua tempat tersebut sekarang sudah ada dan disediakan. Bahkan, surga sudah
rindu pada penghuninya untuk siap menyambut dengan sebaik-baiknya sambutan.
Neraka pun sudah rindu dengan penghuninya dan siap menyambut dengan hidangan
neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan surga dan neraka secara detail.
Penyebutan ini agar menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia tentang
persinggahan akhir yang akan mereka diami.
Orang-orang kafir, baik dari kalangan
Yahudi, Nashrani maupun orang-orang musyrik, jika meninggal dunia dan tidak
bertobat, maka tempatnya adalah neraka. Neraka yang penuh dengan siksaan.
Percikan apinya jika ditaruh di dunia dapat membakar semua penghuni dunia.
Minuman penghuni neraka adalah nanah dan makanannya zaqum (buah berduri).
Manusia di sana tidak hidup karena penderitaan yang luar biasa, dan juga tidak
mati karena jika mati akan hilang penderitaannya. Di neraka manusia itu kekal
abadi.
Orang-orang beriman akan mendapatkan
surga dan kain sutra karena kesabaran mereka. Dalam surga mereka duduk-duduk
bersandar di atas dipan, tidak merasakan panas teriknya matahari dan dingin
yang sangat. Mereka dinaungi pohon-pohon surga dan buahnya sangat mudah untuk
dipetik. Mereka juga mendapatkan bejana-bejana dari perak dan piala-piala
minuman yang sangat bening. Mereka akan minum minuman surga yang rasanya sangat
nikmat seperti minuman jahe yang didatangkan dari mata air surga bernama
Salsabila. Di surga juga ada banyak sungai yang berisi beraneka macam minuman,
sungai mata air yang jernih, sungai susu, sungai khamr, dan sungai madu.
Penghuni surga akan dilayani oleh
anak-anak muda yang jika dilihat sangat indah bagaikan mutiara yang bertaburan.
Surga yang penuh dengan kenikmatan dan kerajaan yang besar. Orang beriman di
surga memakai pakaian sutra halus berwarna hijau dan sutra tebal, juga memakai
gelang terbuat dari perak dan emas. Allah swt. memberikan minuman kepada mereka
minuman yang bersih.
Dan yang tidak kalah nikmatnya yaitu
istri-istri dan bidadari surga. Mereka berwarna putih bersih berseri, bermata
bulat, pandangannya pendek, selalu gadis sebaya belum pernah disentuh manusia
dan jin. Buah dadanya montok dan segar, tidak mengalami haidh, nifas, dan buang
kotoran.
Puncak dari semua kenikmatan di surga
adalah melihat sang pencipta Allah yang Maha Indah, Sempurna, dan Perkasa.
Sebagaimana manusia dapat melihat bulan secara serentak, begitu juga manusia
akan memandang Allah secara serentak. Indah, mempesona, takzim, dan suci. Allah
Akbar.
Allah akan memasukkan hamba–Nya ke
dalam surga dengan rahmat-Nya, dan surga adalah puncak dari rahmat-Nya. Allah
Ta’ala akan memasukan hamba-Nya ke dalam rahmat (surga) berdasarkan rahmat-Nya
juga. Disebutkan dalam hadits shahih: “Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki 100
rahmat. Diturunkan (ke dunia) satu rahmat untuk jin, manusia, dan binatang.
Dengan itu mereka saling simpati dan kasih sayang. Dengan satu rahmat itu pula
binatang buas menyayangi anaknya. Dan Allah swt. menyimpan 99 rahmat bagi
hamba-Nya di hari kiamat.” (Muttafaqun alaihi) .
Maka, sejatinya nikmat surga itu jauh
dari apa yang dibayangkan manusia. Rasulullah saw. bersabda: “Allah swt.
berkata, “Aku telah siapkan bagi hambaKu yang shalih sesuatu yang belum dilihat
mata, belum didengar telinga, dan belum terlintas pada hati manusia”
(Muttafaqun ‘alaihi). Apakah akan kita hanya berpuas diri dengan mengejar satu
rahmat Allah yang dibagi-bagi untuk seluruh penduduk dunia, sementara kita
melalaikan 99 rahmat yang tersisa? Semoga kita termasuk dari sedikit orang yang
berpikir. Amin.
teman-teman ini author COPAS
BalasHapuskarena ini dari berbagai sumber, author lupa mencantumkan alamat asli, bagi penulis aslinya saya minta maaf :)